Wednesday, May 6, 2009

Bila Tak Ada Hari Esok...


Pada suatu tempat,
hiduplah seorang anak. Dia hidup dalam keluarga
yang bahagia, dengan orang tua dan sanak
keluarganya. Tetapi, dia selalu mengangap itu
sesuatu yang wajar saja. Dia terus bermain,
mengganggu adik dan kakaknya, membuat masalah
bagi orang lain adalah kesukaannya. Ketika ia
menyadari kesalahannya dan mau minta maaf, dia
selalu berkata, "Tidak apa-apa, besok kan
bisa."

Ketika agak besar, sekolah sangat
menyenangkan baginya. Dia belajar, mendapat
teman, dan sangat bahagia. Tetapi, dia anggap
itu wajar-wajar aja. Semua begitu saja
dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah
sewajarnya. Suatu hari, dia berkelahi dengan
teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah, tapi
tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta
maaf dan berbaikan dengan teman baiknya.
Alasannya, "Tidak apa-apa, besok kan
bisa."

Ketika dia agak besar, teman
baiknya tadi bukanlah temannya lagi. Walaupun
dia masih sering melihat temannya itu, tapi
mereka tidak pernah saling tegur. Tapi itu
bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak
teman baik yang lain. Dia dan teman-temannya
melakukan sega la sesuatu bersama-sama, main,
kerjakan PR, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua
teman-temannya yang paling baik.

Setelah
lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia bertemu
seorang gadis yang cantik dan baik. Gadis ini
kemudian menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk
dengan kerjanya, karena dia ingin dipromosikan
ke posisi paling tinggi dalam waktu yang
sesingkat mungkin.

Tentu, dia rindu untuk
bertemu teman-temannya. Tapi dia tidak pernah
lagi menghubungi mereka, bahkan lewat telepon.
Dia selalu berkata, "Ah, aku capek, besok saja
aku hubungin mereka." Ini tidak terlalu
mengganggu dia karena dia punya teman-teman
sekerja yang selalu mau diajak keluar. Jadi,
waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk
menelepon teman-temannya.

Setelah dia
menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras
agar dalam membahagiakan keluarganya. Dia tidak
pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, atau
pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga
hari pernikahan mereka. Itu tidak masalah
baginya, karena istrinya selalu mengerti dia,
dan tidak pernah menyalahkannya.

Tentu,
kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat
ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada
istrinya "Aku cinta kamu", tapi dia tidak pernah
melakukannya. Alasannya, "Tidak apa-apa, saya
pasti besok akan mengatakannya. " Dia tidak
pernah sempat datang ke pesta ulang tahun
anak-anaknya, tapi dia tidak tahu ini akan
berpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anak mulai
menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar
menghabiskan waktu mereka dengan
ayahnya.

Suatu hari, kemalangan datang
ketika istrinya tewas dalam kecelakaan, istrinya
ditabrak lari. Ketika kejadian itu terjadi, dia
sedang ada rapat. Dia tidak sadar bahwa itu
kecelakaan yang fatal, dia baru datang saat
istrinya akan dijemput maut. Sebelum sempat
berkata "Aku cinta kamu", istrinya telah
meninggal dunia. Laki-laki itu remuk hatinya dan
mencoba menghibur diri melalui anak-anaknya
setelah kematian istrinya. Tapi, dia baru sadar
bahwa anak-anaknya tidak pernah mau
berkomunikasi
dengannya. Segera, anak-anaknya
dewasa dan membangun keluarganya masing-masing.
Tidak ada yang peduli dengan orang tua ini, yang
di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya
untuk mereka.

Saat mulai renta, Dia
pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang
menyediakan pelayanan sangat baik. Dia
menggunakan uang yang semula disimpannya untuk
perayaan ulang tahun pernikahan ke 50, 60, dan
70. Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi
ke Hawaii, New Zealand, dan negara-negara lain
bersama istrinya, tapi kini dipakainya untuk
membayar biaya tinggal di rumah jompo tersebut.
Sejak itu sampai dia meninggal, hanya ada
orang-orang tua dan suster yang merawatnya. Dia
kini merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak
pernah dia rasakan sebelumnya.

Saat dia
mau meninggal, dia memanggil seorang suster dan
berkata kepadanya, "Ah, andai saja aku menyadari
ini dari dulu....." Kemudian perlahan ia
menghembuskan napas terakhir, Dia meninggal
dunia dengan airmata
dipipinya.





Makna dari Cerita ini
:

Waktu itu nggak pernah berhenti.

Anda terus maju dan maju, sebelum
benar-benar menyadari, anda ternyata telah maju
terlalu jauh.

Jika kamu pernah
bertengkar, segera berbaikanlah!

Jika
kamu merasa ingin mendengar suara teman kamu,
jangan ragu-ragu untuk meneleponnya
segera.

Terakhir, tapi ini yang paling
penting, jika kamu merasa kamu ingin bilang sama
seseorang bahwa kamu sayang dia, jangan tunggu
sampai terlambat. Jika kamu terus pikir bahwa
kamu lain hari baru akan memberitahu dia, hari
ini tidak pernah akan datang.

Jika kamu
selalu pikir bahwa besok akan datang, maka
"besok" akan pergi begitu cepatnya hingga kamu
baru sadar bahwa waktu telah
meninggalkanmu.



No comments:

Post a Comment

Xavier_Live_Notes © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: